Benfica Paham Redam Chelsea

LISABON, KOMPAS.com - Pelatih Benfica Jorge Jesus bersikukuh, Chelsea lawan yang mereka harapkan. Ia sudah tahu resep menjinakkan klub-klub Inggris. Hal ini harus diwaspadai betul Chelsea saat dijamu Benfica pada perempat final Liga Champions di Lisabon, Selasa (27/3) atau Rabu dini hari WIB.

Laga itu merupakan putaran pertama dari dua laga. Seperti laga yang menerapkan format dua putaran lewat laga kandang- tandang, kemenangan ikut ditentukan pertemuan kedua, 4 April. Kali ini, Benfica bertindak sebagai tuan rumah lebih dulu.

Catatan penampilan musim ini menunjukkan, juara Eropa dua kali itu tidak pernah kalah di kandang. Mereka menang empat kali dan imbang dua kali, termasuk saat menahan klub Inggris lainnya, Manchester United (MU), 1-1 di penyisihan grup, hasil yang turut andil membuat MU gagal lolos dari penyisihan grup.

”Saya lebih suka berlaga melawan klub Inggris. Benar, mungkin kami mampu beradaptasi lebih bagus melawan klub Inggris,” kata Jesus. Selain menahan MU 1-1 di Lisabon, Benfica juga menahan MU 2-2 di Old Trafford.

Andai mampu mengulang dua hasil tersebut, Benfica berhak atas tiket semifinal. Jesus yakin, timnya mempunyai tenaga cukup untuk mengoyak pertahanan Chelsea melalui striker Paraguay, Oscar Cardozo, dan playmaker veteran Argentina, Pablo Aimar.

Paham gaya klub Inggris

Aimar (32 tahun) bakal segar bugar setelah dicadangkan dan tampil cepat karena diusir ketika tampil di liga domestik, akhir pekan lalu. Ia andalan Benfica untuk menjadi dirigen serangan dan pengumpan bagi mesin gol seperti Cardozo atau Rodrigo.

”Kami telah menunjukkan, kami mampu mengatasi dengan bagus sepak bola Inggris, ikut mendepak Manchester United. Dan ada empat pemain yang saya tahu betul di Chelsea, yang membantu saya sebagai pelatih,” ujar Jesus, merujuk pada mantan pemain Benfica di Chelsea, seperti David Luiz, Ramires, dan pemain tim reserve Chelsea, Paulo Ferreira dan kiper Hilario.

Catatan positif Benfica di kandang sepertinya bertolak belakang dengan catatan penampilan tandang ”The Blues” yang tak pernah menang.

Bagi Chelsea, ini laga yang harus mereka pertaruhkan hidup- mati. Dengan menipisnya kans lolos ke Liga Champions musim depan melalui jalur liga domestik setelah terlempar ke peringkat kelima klasemen sementara Liga Inggris, Chelsea memiliki jalan lain tetap bertahan di kompetisi elite Eropa, yakni tampil juara.

Berat dan tak ubahnya hampir seperti mission impossible jika mengingat mereka sudah ditunggu AC Milan atau Barcelona di semifinal andai lolos dari hadangan Benfica serta kemungkinan Bayern Muenchen atau Real Madrid menanti di final.

”Kami berusaha sangat keras untuk membuktikan orang salah ketika mencoret peluang kami,” kata Roberto Di Matteo, pelatih sementara pengganti Andre Villas-Boas yang dipecat. Chelsea kalah 1-3 di Napoli, tetapi membaliknya menjadi tiket lolos lewat kemenangan 4-1 di kandang.

”Saya pikir, kami akan bagus di Benfica. Kami telah mengubah permainan dan mental pertahanan,” kata Di Matteo.

Hentikan mukjizat APOEL

Pada laga lainnya, Real Madrid dijamu APOEL Nicosia. Skuad Jose Mourinho itu difavoritkan dan diperkirakan mampu meredam daya kejut tuan rumah meski tidak diperkuat gelandang Xabi Alonso (akumulasi kartu kuning) dan Lassana Diarra cedera.

Mereka akan menghadapi teror suporter tuan rumah. Namun, APOEL tidak dalam kondisi ideal. Mereka tidak diperkuat pemain Brasil, Gustavo Manduca, yang memberi andil besar bagi lolosnya APOEL ke perempat final. (AP/AFP/REUTERS/SAM)